Langkah awal Rebus Daging ayam hingga matang, angkat lalu tiriskan.
Selanjutnya masukkan ayam ke dalam wadah, lalu masukkan bumbu halus. Aduk hingga rata.
Panaskan minyak, lalu goreng dengan api sedang hingga berubah warna kecoklatan. Angkat lalu tiriskan. Sajikan.
2. Resep Ayam Goreng Lengkuas
Untuk resep kedua ini, kami akan mengajak Anda untuk menambahkan bumbu lengkuas ke dalam bumbu ayam gurih Anda. Selain bumbu dapat menyerap ke dalam daging, sisa bumbu juga bisa digoreng untuk taburan sang ayam goreng agar lebih gurih dan lezat.
Ayam geprek merupakan olahan masakan yang menggunakan ayam tepung sebagai bahan dasarnya. Untuk resep ayam geprek sendiri hampir sama dengan ayam penyet, ayam gapuk dan ayam sambal kosek, bumbu dan resep yang di pakai juga seperti resep masakan jawa pada umum nya.Perpaduan bumbu pada resep ayam geprek ini memberikan kelezatan yang luar biasa. Cita rasanya pun menjadi disukai oleh semua kalangan. Meskipun hampir sama dengan resep ayam lainnya, namun resep ayam geprek memiliki ciri khas tersendiri.
Resep Ayam Geprek menu ayam ayam geprek istimewa – Resep Masakan Jawa
Untuk memberikan cita rasa yang nikmat, dalam mengolah ayam geprek tentu harus menggunakan teknik yang benar. Berikut tips mengolah ayam geprek yang bisa langsung anda praktekan :
Sebelum memulai untuk membuat resep ayam geprek, maka terlebih dahulu anda harus memilih ayam yang baik. Ciri-ciri ayam yang baik adalah yang masih segar, karena akan membuat teksturnya menjadi gurih dan empuk
Sama seperti membuat sop ayam, pilihlah ayam kampung untuk membuat resep ayam geprek, karena akan memberikan rasa yang lebih gurih
Ketika menggoreng ayam, sebaiknya menggunakan minyak yang banyak dan di panaskan terlebih dahulu
Untuk membuat sambal ayam geprek sebaiknya jangan menggunakan tomat, karena akan membuat tekstur sambalnya menjadi basah.
Setelah mengetahui resep dalam mengolah ayam geprek, maka berikut ini beberapa resep ayam geprek spesial:Bahan dan bumbu untuk membuat ayam geprek spesial pertamaBahan ayam geprek :
Ayam kampung (bagian dada atau paha)
1 cangkir tepung (Tepung bumbu saji)
1 buah jeruk lemon
1 butir ayam
½ sdm soda kue
Garam secukupnya
Cara memasak ayam geprek :
Cuci bersih ayam yang telah disediakan, kemudian potong menjadi dadu.
Masukan telur, air perasan jeruk lemon dan soda ke wadah yen telah disediakan, kemudian aduk dengan menambahkan garam secukupnya.
Kemudian masukan ayam, sambil diaduk agar bumbu menempel pada ayam secara rata
Diamkan selama 10 menit agar bumbu meresap
Setelah 10 menit, kemudian gulingkan ayam pada tepung yang telah disediakan
Kemudian goreng hingga matang sempurna atau berwarna kuning keemasan
Angkat kemudian tiriskan
Resep membuat sambal ayam geprek:Bahan-bahan :
Cabai, jumlahnya sesuai selera
1 siung bawang putih
Penyedap rasa
Garam secukupnya
Cara membuat sambal ayam geprek :
Siapkan cobek dan ulegan (jangan diblender)
Haluskan cabai, bawang putih dan garam
Cara membuat ayam geprek spesial yang pertama :
Setelah sambal tadi telah diuleg hingga halus, kemudian masukan ayam yang telah digoreng kedalam cobek
Kemudian bolak balik, hingga sambal membaluri ayam, atau bisa juga dengan sendok agar tercampur rata
Setelah selesai maka siap disajikan
Bahan dan bumbu untuk membuat ayam geprek yang keduaBerbeda dari resep ayam geprek sebelumnya, resep ayam geprek yang kedua ini dengan menumis bumbu terlebih dahulu, sehingga rasanya semakin lezat. Caranya yaitu dengan:
Bahan ayam geprek :
Ayam
Tepung (bisa tepung siap saji)
Cabai rawit sesuai selera
2 siung bawang putih
2 siung bawang merah
Garam secukupnya
Cara membuat ayam geprek :
Bersihkan ayam yang telah disiapkan kemudian potong berbentuk dadu
Goreng ayam hingga matang sempurna atau berwarna keemasan, kemudian angkat dan tiriskan
Untuk membuat sambalnya, dengan menumis bawang putih, bawang merah, dan cabai dengan sedikit minyak
Kemudian tuangkan bumbu yang telah digoreng tersebut bersama minyaknya kedalam cobek (jangan terlalu banyak minyaknya)
Kemudian uleg hingga halus.
Setelah halus, masukan ayam yang telah digoreng kedalam cobek yang ada sambalnya
Bolak-balik atau aduk menggunakan sendok agar tercampur rata
Ayam geprek siap disajikan
Resep ayam geprek spesial ini tentunya sangat mudah bukan? Untuk saran penyajian, sebaiknya disajikan ketika masih panas bersama nasi hangat. Dan akan lebih sempurna jika disajikan bersama lalapan seperti mentimun, tomat, kemangi dan kol Cita rasa yang terdapat pada ayam geprek ini sangat bisa membuat selera makan kita naik secara drastis. Rasa asin, gurih, seperti garang asem ayam akan membuat lidah kita tidak ingin berhenti memakan nya. Ohh iya agar lebih nikmat makan ayam geprek dengan 1 piring nasi hangat agar terasa lebih mantap.
Candi BorobudurSejarah Candi Borobudur – Candi
Borobudur merupakan salah satu Candi terbesar di Indonesia. Candi
borobudur merupakan salah satu Candi Buddha yang terletak di Magelang,
provinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur terletak kurang lebih 40 km di
sebelah barat laut kota jogja. Dengan kendaraan umum, mobil dan sepeda
motor hanya memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan dari kota Jogja.
Candi Borobudur di
bangun pada masa penganut ajaran Buddha Mahayana tepatnya sekitar tahun
750-800 an Masehi. Candi Borobudur pun masuk dalam 7 keajaiban dunia,
selain karena menjadi yang terbesar, Candi Borobudur menjadi Candi
Buddha yang tertua karena di bangun jauh sebelum Candi Angkor Wat di
Kamboja yang masih baru dibangun kira-kira pada pertengahan abad ke-12
oleh Raja Suryavarman II.
Sejarah
menyebutkan, pastinya, Candi Borobudur dibangun pada masa pemerintahan
dinasti Syailendra. Sedangkan untuk asal-usulnya, Candi Borobudur pun
masih diliputi misteri dan menyebabkan banyak pertanyaan mengenai siapa
pendiri awalnya.
Letak Candi Borobudur
Lokasi Candi
Borobudur sendiri terletak di kota Magelang, Jawa Tengah. Untuk alamat
pasti dan lengkapnya, Candi Borobudur berada di Jalan Badrawati,
Borobudur, Kota Magelang, Jawa Tengah. Lokasi Candi Borobudur sendiri
berada di tengah-tengah dan sangat strategis.
Candi Borobudur berada sekitar 100 km dari kota Semarang, jarak 86 km dari Surakarta dan berjarak 40 km dari DI. Yogyakarta.
Sejarah Candi Borobudur
Candi Borobudur memiliki catatan sejarah yang panjang. Candi Borobudur dibangun pada saat masa pemerintahan dinasti Syailendra tepatnya ketika masa banyak pengikut ajaran agama Buddha Mahayana. Berikut akan dibahas mengenai sejarah asal usul dibangunnya Candi Borobudur, mulai dari awal mula berdirinya, penemuannya kembali hingga tentang proses pemugaran Candi Borobudur kembali.
Asal Usul Candi Borobudur
Nama Candi Borobudur sendiri berasal dari kata bara dan budur. Dalam istilahnya, baramemiliki arti kompleks biara dan kata budur yang mempunyai arti atas. Yang kemudian, jika digabungkan menjadi kata barabudur dibaca borobudur yang berarti kompleks biara di atas.
Sesuai dengan namanya juga, Candi Borobudur terletak tepat di atas sebuah bukit sebagai komplek biara yang sungguh megahnya.Tidak
ada yang tahu siapa pasti yang membangun Candi Borobudur. Tidak ada
bukti tertulis maupun bukti-bukti lainnya yang menjelaskan sejarah pasti
tentang Candi Buddha terbesar ini. Setelah penemuannya, para peneliti hanya memperkirakan bahwa Candi Borobudur dibangun antara tahun 750-800 an Masehi.
Perkiraan waktu
pembangunan ini pun didasarkan pada perbandingan antara jenis aksara
yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga Candi Borobudur dengan
jenis aksara umumnya yang digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan
ke-9 Masehi.Dasar ini kemudian memperkirakan bahwa Candi
Borobudur dibangun pada masa kerajaan dinasti Syailendra di Jawa Tengah
yang bertepatan antara kurun waktu 760 sampai dengan 830 Masehi.
Memilih lokasi di
atas perbukitan tinggi, kompleks biara Candi Borobudur melalui proses
pembangunan dengan memakan waktu dari 75 sampai dengan 100 tahun lebih
lamanya. Candi Borobudur pun diperkirakan baru benar-benar rampung 100
persen pada masa pemerintahan Raja Samaratungga pada tahun 825.
Pendiri Candi Borobudur
Siapakah yang
membangun Candi Borobudur pada masa itu? Catatan sejarahpun tidak mampu
memberikan bukti dan perkiraan siapa pasti yang pendiri awal Candi
Borobudur. Catatan sejarah hanya menyebutkan bahwa Candi Borobudur
dibangun pada masa kejayaan dinasti Syailendra.
Meski dikenal
sebagai Candhi Budha namun sebenarnya sempat ada ketidakjelasan Candi
Borobudur merupakan peninggalan agama apa, apakah peninggalan agama
Buddha ataukah Hindu pada waktu itu.
Dalam sejarah, diketahui bahwa masyarakat pada masa dinasti Syailendra adalah penganut agama Buddha ber-madzhab atau
beraliran Mahayana yang taat. Kendati demikian, pada temuan yang
didasarkan prasasti Sojomerto menunjukkan bahwa awalnya mereka mungkin
beragama Hindhu Siwa.
Di Jawa, masa itu,
banyak sekali terjadi pembangunan berbagai candi Hindu di dataran Kedu.
Beberapa contoh misalnya, seperti Candi suci Shiwalingga yang lokasi
nya pun berdekatan atau berada di sekitar kawasan Candi Borobudur. Meski
begitu umumnya kemudian Candi Borobudur disepakati menjadi candi
peninggalan kerajaan Buddha.
Meski sejarah
menyebutkan juga bahwa Candi Borobudur sendiri dibangun pada kurun waktu
yang hampir bersamaan dengan dibangunnya candi-candi di Dataran
Prambanan, meskipun Candi Borobudur selesai dibangun lebuh dahulu
sekitar tahun 825 an Masehi.
Proses Pembangunan Candi Borobudur
Candi Borobudur
awal mulanya adalah berupa rancangan bangunan berupa stupa tunggal yang
sangat besar yang memahkotai puncaknya. Namun karena pertimbangan bahwa
stupa akan terlalu besar dan berat yang beresiko membahayakan jika
diletakkan di puncak, maka kemudian stupa tersebut dibongkar dan
digantikan dengan tiga barisan stupa dengan ukuran kecil dan satu stupa
induk seperti sekarang ini.
Megahnya bangunan
Candi Borobudur sendiri terbagi ke dalam 10 tingkat yang berbentuk
punden berundak. Filosofi yang terkandung pada 10 tingkat bangunan Candi
Borobudur tersebut adalah untuk melambangkan tahap dan proses hidup
manusia.
Bangunan Candi
Borobudur memiliki enam teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya
mempunyai atau terdapat pelataran melingkar. Pada dinding Candi juga
dihiasi dengan kira-kira 2.672 panel relief serta terdapat 504 arca
Buddha. Stupa utama Borobudur yang paling besar terletak di tengah
sekaligus menjadi mahkota di puncak bangunan ini.
Stupa puncak
tersebut pun dikelilingi oleh tiga barisan dari 72 stupa berlubang yang
terdapat arca Buddha yang duduk bersila di tengah-tengah bunga teratai
sempurna dengan mudra (sikap tangan) dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Adapun proses tahapan-tahapan dalam pembangunan Candi Borobudur adalah sebagai berikut:
Tahap Pertama
Pada tahap pertama
pembangunan Candi Borobudur, pembangunan dilakukan dengan meletakkan
pondasi dasar bangunan Candi. Karena tidak tahu kapan pasti Candi
Borobudur dibangun, tahap awal pembangunan kira-kira dimulai pada tahun
750 an Masehi. Candi Borobudur dibangun di atas kontur perbukitan
tinggi, yang mana pada bagian bukit yang paling puncak diratakan guna
membentuk pelataran datar yang luas.
Bahan bangunan dasar Candi Borobudur adalah terbuat dari batuan andesit,
namun ini tidak seluruhnya. Untuk membentuk pondasi dasar Candi
Borobudur, tanah pada bagian bukit dipadatkan dan ditutup material
struktur batu sehingga menyerupai cangkang yang membungkus bukit tanah.
Bagian bukit yang
tersisa ditutup dengan struktur batu lapis demi lapis. Candi Borobudur
pada awalnya memiliki rancangan bangunan yang sama persis dengan
tingkatan bersusun piramida. Namun kemudian susunan ini diubah dan
diganti dengan rancangan tiga undakan pertama yang menutup struktur asli
bangunan piramida yang diubah.
Tahap Kedua
Untuk tahap
selanjutnya, tahan kedua pembangunan, Candi borobudur tidak memakan
banyak proses pembangunan yang lama. Karena pada tahan kedua ini hanya
dilakukan proses penambahan dua undakan persegi, pagar langkan dan satu
undakan melingkar.
Kemudian
setelahnya, di atasnya langsung dibangun sebuah stupa induk atau tunggal
yang sangat besar. Stupa besar ini kemudian yang menjadi mahkota pada
puncak Candi Borobudur.
Tahap Ketiga
Pada tahapan ini
rancangan bangunan Candi Borobudur mengalami perubahan. Undakan yang
terletak di atas puncak dengan stupa induk yang memahkotai puncaknya
dibongkar dan diganti menjadi tiga undakan lingkaran kecil. Pada undakan
ini kemudian stupa-stupa kecil dibangun berbaris dan melingkar.
Lalu, pada
pelataran undak-undak tersebut, diletakkan stupa induk tunggal di
tengah-tengahnya menjadi mahkota puncak yang baru. Perubahan undak stupa
ini dikarenakan stupa lama terlalu besar dan berat serta beresiko
sehingga diganti tiga stupa kecil dan satu stupa induk.
Rancangan bangunan
yang diubah juga menyebabkan pondasi candi juga agak diperlebar dan
diperluas. Kemudian di kaki asli bangunan Candi Borobudur juga dibangun
kaki tambahan. Kaki tambahan ini gunanya untuk menutup relief
Karmawibhangga.
Tahap keempat
Pada tahapan akhir, yaitu tahap keempat pembangunan hanya dilakukan sekedar perubahan-perubahan kecil dan tahap penyelesaian (finishing).
Perubahan kecil pada bangunan Candi Borobudur hanya meliputi
penyempurnaan relief, penambahan pagar langkan paling luar bangunan,
perubahan tangga dan pelengkung atas gawang pintu serta juga pelebaran
ujung kaki bangunan.
Setelah tahap
perubahan kecil dan penyelesaian selesai, Candi Borobudur pun sampai
pada selesai dibangun. Candi Borobudur diperkirakan selesai dan rampung
secara total pada sekitar tahun 850 Masehi.
Penemuan Candi Borobudur
Dalam ulasan
berikutnya, penulis juga akan memaparkan mengenai tahap penemuan kembali
Candi Borobudur. Setelah tahap pembangunan Candi Borobudur yang memakan
hampir bahkan lebih 100 tahun lamanya, Candi Borobudur sempat hilang
karena tersembunyi dan terlantar selama berabad-abad.
Candi Borobudur
terkubur di dalam lapisan tanah dan debu vulkanik akibat letusan gunung
berapi yang kemudian lama-kelamaan tanah tersebut ditumbuhi pohon dan
semak belukar sehingga masyarakat tidak tahu-menahu bahwa bukit
disekitar lingkungan mereka adalah kuburan Candi raksasa. Karena pada
saat itu Candi Borobudur benar-benar menyerupai bukit pada umumnya.
Tidak diketahui
perihal kenapa Borobudur ditinggalkan dan ditelantarkan tidak dirawat.
Menurut sejarah yang ada, salah satu kemungkinan penyebab mengapa Candi
Borobudur ditinggalkan adalah dipindahkannya ibu kota kerajaan Medang
oleh Raja Mpu Sindok pada tahun 928 sampai 1006 Masehi ke kawasan Jawa
Timur karena terjadinya bencana yang disebabkan oleh letusan gunung
berapi. Meskipun demikian, pernyataan ini juga belum bisa dipastikan
karena tidak ada bukti untuk menguatkan.
Candi Borobudur
kemudian ditemukan kembali, tepatnya pada tahun 1814 Masehi, oleh
pemerintahan Inggris di Jawa yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles
yang memang memiliki ketertarikan pada sejarah dan kebudayaan Jawa.
Raffles pun dianggap sangat berjasa atas penemuan kembali Candi
Borobudur dan mulai menari perhatian dunia tas keberadaan monumen yang
pernah hilang ini.
Kemudian pada
tahun 1882 Masehi, bangunan Candi Borobudur disarankan untuk segera
dibongkar seluruhnya dan menyelamatkan relief maupun artefak yang
tersisa karena maraknya pencurian dan kondisi kurang stabil saat itu.
Pemugaran Candi Borobudur
Pada tahun 1900
Masehi, kemudian pemerintah Hindia Belanda mengambil langkah menjaga
kelestarian Borobudur dengan proses pemugaran segera dilakukan. Proses
pemugaran Candi Borobudur dilakukan pada kurun waktu 1907 sampai 1911
Masehi.
Akhir tahun 1960
an, pemerintah Indonesia meminta kerjasama pemugaran berskala
internasional. Hingga pada tahun 1975 sampai 1982 bersama UNESCO, Candi
Borobudur direnovasi kembali. Dan pada tahun 1991, UNESCO menetapkan
Candi Borobudur masuk ke dalam Situs Warisan Dunia (world heritage)..
Demikian ulasan
sedikit mengenai sejarah Candi Borobudur. Sekian penjelasan yang mampu
diberikan penulis semoga dengan adanya ini dapat memberikan Anda para
pembaca manfaat sebaik-baiknya. Selamat Membaca.
Tourism,
the act and process of spending time away from home in pursuit of
recreation, relaxation, and pleasure, while making use of the commercial
provision of services. As such, tourism is a product of modern social
arrangements, beginning in western Europe in the 17th century, although
it has antecedents in
Classical antiquity. It is distinguished from exploration in that
tourists follow a “beaten path,” benefit from established systems of
provision, and, as befits pleasure-seekers, are generally insulated from
difficulty, danger, and embarrassment. Tourism, however, overlaps with
other activities, interests, and processes, including, for example, pilgrimage. This gives rise to shared categories, such as “business tourism,” “sports tourism,” and “medical tourism” (international travel undertaken for the purpose of receiving medical care).